Setiaphari hanya berbaring di tempat tidur. Tidak mau mengerjakan apa pun termasuk mengurus Lani, putriku yang berusia 3 tahun anak kami satu-satunya. Untung ada ibu mertuaku yang memutuskan tinggal bersama kami setelah Neni menjalani operasi. Dan karena ibu mertuaku itulah segala pekerjaan rumah menjadi beres termasuk memasak dan mengurus Lani.
GuruMesum. Cerita Pemerkosaan - Seorang wanita dengan jilbab Cerita Mesum hijau lumut tampak Cerita Dewasa berjalan terburu-buru menuju Cerita Bokep ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk
Ibutemanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya. Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Rodiyah. Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku. "Ayo Did pegang saja.
Kadangsetiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. 29 December, 2019 Cerita Anak Tiri 582 ViewsCerita mesum Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku. Tahun 2012 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang kepulauan riau. Sekolahku letaknya jauh di luar kota kira2 20 km dari kota tempat tinggalku, dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku berjilbab sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu panggil saja EKA, bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya maklum masih perjaka!!!!, dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu. Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu guru itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah. Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami…Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding, dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone aku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… tanpa basa basi lagi lalu jawabku malu aku “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka “ayolah… dengan nada memelas” aku “tapi di mana bu? tanyaku!” bu eka “di hotel aja biar aman” aku “tapi aku ngga punya uang bu” bu eka “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus mungkin karena sering di tutupi kalleeee dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis. yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot…di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali… Sambil aku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… hh… a… u… u… h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau aku arahkan kontolku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta maklum udah 2 minggu ngga ngocok Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek ibu eka mirip dengan lumpur mengarahkan kontolku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping… Check AlsoBurung ku di gauli guru kuBagi kepada teman in Cerita mesum – Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari …
Galeriqq – Kali ini Admin akan mengisahkan Cerita Sex saat diriku ngentot dengan ibu guru agamaku ketika sedang melakukan pembelian pulsa. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik kisah dewasa ini. Semula aku tidak percaya telah melakukan mesum dengan seseorang yang paling aku hormati, dia ialah Mbak Wulan 28 tahun seorang guru agama di suatu SMP negeri di Kota Yogyakarta. Aku mengenalnya sebab suaminya yang mempunyai nama Susilo 40 tahun sering memenuhi pulsa di counter HP milikku. Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang pun berdua dengan istrinya. Karena telah kenal baik aku tidak jarang mampir kerumahnya saat kembali dari toko, kebetulan rumahnya sehaluan dengan lokasi kosku. Oh ya namaku ialah Anton usiaku 22 tahun aku asal dari Surabaya. Singkat kisah kami telah akrab, mereka berdua sebetulnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka telah mempunyai 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun. Terus terang ketika kesatu bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah paling kagum, dia pintar, cantik dan sholehah sebab selalu berjilbab rapi. Selain tersebut dia pun taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun seluruh kekagumanku tersebut tiba-tiba berubah ketika aku tahu bila dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja saat aku menyaksikan Mbak Wulan berboncengan dengan seorang pria di suatu objek wisata di Kabupaten Magelang, sebenarnya waktu tersebut masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar. Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di lokasi yang sepi di suatu warung yang tak di gunakan lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di lokasi sepi. Walaupun mereka melulu sekedar berdekapan dan berciuman tetapi ini dapat jadi bukti yang powerful atas perselingkuhan mereka. Pada keesokan harinya aku berniat mengumumkan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, tetapi saat aku datang kerumahnya aku hanya bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku hendak memanfaatkan ini untuk melakukan sesuatu pada Mbak Wulan saat aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mendatangi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya. Akhirnya akupun menyatakan tentang rekaman video tersebut sambil menakut-nakuti Mbak Wulan akan mengantarkan rekaman ini pada suaminya. Dia paling terkejut dengan pernyataanku yang memahami dengan rinci perselingkuhannya dan kesudahannya dengan menangis diapun memohon padaku guna menghapus video tersebut dan sebagai gantinya dia berjanji bakal memberi imbalan apapun yang aku inginkan. Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus cerah akupun meminta imbalan kesatuku yakni mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan duit sebagai gantinya, tetapi aku tetap pada pendirianku sambil mengaku bahwa aku tak perlu uang. Setelah sedikit rayuan akhirnya diapun inginkan menerima permintaanku dan aku segera mengarah ke kamar mandi, sementara Mbak Wulan terlebih dulu memungut handuk di kamarnya. Hal ini sengaja kulakukan supaya aku dapat meletakkan HPku di lokasi yang aman untuk dapat merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat lantas diapun datang melulu dengan berlilitkan handuk, sebab semua pakaian dan jilbabnya telah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku sampai bugil. Dia terkejut menyaksikan torpedoku yang berdiri tegak sebab terangsang dan segera kuraih tangannya kemudian kuajak masuk kekamar mandi. Dia melulu diam saja seraya merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, namun aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil. Aku sempat tertegun menyaksikan tubuh Mbak Wulan yang paling seksi, kulitnya yang putih mulus paling kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai hingga punggung. Setelah tersebut kamipun mandi berdua dengan memakai shower sambil merasakan guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, tadinya dia menampik namun dengan tidak banyak ancaman diapun menurut keterangan dari juga. Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B tersebut menjadi santapan empuk untuk bibir dan lidahku. Selain tersebut kedua telapak tanganku pun secara bergantian bergerilya di dekat vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berjuang menghindar ketika aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya tetapi akhirnya dia pasrah juga, mungkin sebab sudah terangsang. Setelah sejumlah lama perkiaanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah sebab birahi dan kesudahannya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang seraya mulutnya terus merintih. Aku tak menyia-nyiakan peluang emas itu, ketika dia lengah segera kuposisikan tubuhnya tidak banyak menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut keterangan dari saja dan tak tahu bila sebentar lagi bakal kuentoti. Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada ketika yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang sudah berdiri tegak Blezz…. Slepp kontolku menancap sempurna. Mbak Wulan langsung berontak dan berjuang mencabut kontolku dari vaginanya, namun urusan tersebut sia-sia saja sebab aku telah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sampai-sampai perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai mnggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan supaya tidak lepas kemudian diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, barangkali dia mulai merasakan goyangan kontolku di dalam vegynya. Akupun mulai meningkatkan kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia pulang orgasme, tetapi reaksinya jauh bertolak belakang dengan yang kesatu. Dia merintih dan mendesah tak karuan Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi energik dan semakin mempercepat goyanganku kemudian diapun terkulai tak berdaya di seraya bersandar pada bak mandi. Oh… Ton anda jahat banget sih….. aku kan sudah terbit banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh. Agen Bandarq Akupun pulang memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu seraya mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu anda pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau anda entotin. Aku paling kaget dengan pernyataanya ini, tetapi hal ini diperlihatkan oleh dia. sesudah tenaganya pulih dia tidak menampik kuajak ngentot lagi, tetapi dia mohon pindah kedalam kamar tidur. Masih dalam situasi bugil aku terbit dari kamar mandi untuk memungut HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi kemudian segera masuk ke dalamkamar Mbak Wulan. Sambil menantikan dia datang kulihat pulang rekaman tadi dan hasilnya lumayan memuaskan, sebab semua adegan tersebut terekam dengan baik. Setelah tersebut aku segera menggali tempat yang pas guna merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur terdapat tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sampai-sampai tersamar dengan baik. Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sampai-sampai aksi jari-jariku yang badung di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang. Bless….Sleppp tanpa kendala aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang tersiar dan sekian banyak gaya dalam ngentot laksana dalam film bokep yang ku tonton aku coba, tergolong gaya Dogy favoritku. Sampai kesudahannya aku puas dan menjangkau orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar hingga tertidur sebab kelelahan. Bahkan ketika kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia melulu diam saja. Sejak ketika itulah angan-angan Sex yang aku mau selalu bisa ku praktekkan, aku menjadi sering mengunduh film bokep dari barat dan lantas aku coba kerjakan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku mohon ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia bakal datang. Karena kebetulan lokasi kosku paling aman maka aku tak pernah repot menggali tempat guna ngentot. Namun bila lokasi tinggal Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya guna melampiaskan angan-angan Sex ku sebab aku dapat lebih bebas berekspresi di sekian banyak tempat, tidak hanya di atas kasur, dapat di dapur, di ruang tengah, di meja santap di kamar mandi, di lokasi jemur pakaian DLL. Di rumahnya aku mempunyai tempat kesayangan untuk melampiaskan angan-angan sex ku yakni diatas kursi sofa di ruang tamu sebab lebih santai dan sarat sensasi. Sampai ketika ini aku terus mengerjakan perselingkuhan ini. ========================================================= BOSAN DENGAN GAME YANG ITU-ITU SAJA..??? MAU SESUATU YANG LEBIH MENANTANG..?? MARI COBA MAINKAN GAME KARTU YANG SUPER SERU HADIR DENGAN SISTEM REAL MONEY, 100% BISA DIMAINKAN DI GADGET HP DAN PC ANDA, KUNJUNGIN 100% DATA AMAN, 100% KEMENANGAN DIBAYAR, 100% KESERUAN GAME INI MAINKAN 7 GAME HANYA DENGAN 1 USER ID POKER – DOMINO QQ – BANDAR Q – SAKONG CAPSA SUSUN – ADU Q – BANDAR POKER JOIN DISINI, KLIK GAMBAR, PENDAFTARAN GRATIS…!!!
Pesta Seks Threesome Guru Bohay Dan Murid – setelah sebelumnya ada kisah , kini ada cerita . selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru ceritaPesta Seks Threesome Guru Bohay Dan MuridRani adalah seorang ibu guru sejarah di salah satu sekolah SMU. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polos ibu guru hari Rani terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Rangga harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Rangga juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran Rani, kedatangan Rangga ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini. “Sudah selesai Rangga?”, Rani masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Rangga selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya. “Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..” “Iya..” “Bu Rani, Saya sudah selesai”, Rangga masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya. “Ibu dimana?” “Ada di kamar.., Rangga sebentar ya”, Rani berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaos longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang ia keluar, mata Rangga nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rani membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Rangga merah karena malu, Rani tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Rangga kamu mau menolong saya?”, Rani merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Rangga bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rani yang satu mengusap-uasap daerah vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Rangga langsung saja merah mendengar perkataan Rani”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing kemudian duduk di pangkuan Rangga. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rani yang agresif karena haus akan kehangatan dan Rangga yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Rani yang mengeras. Lidah Rani menjelajahi mulut Rangga, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai puas, Rani kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Rangga”, Rani berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Rangga”, Rani mendesah tidak kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Rangga…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Rangga meletakkan tangannya di dada Rani yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Rani yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Rangga melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rani tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.Tubuh Rani menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Rani mendekap erat kepala Rangga ke semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Rangga makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Rani tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Rangga menurut saja. Duduk diantara kaki Rani yang membuka lebar. Rani kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Rangga memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Rangga mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Rani mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Rangga.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Rangga tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Ranggao…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih Rangga semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rani mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya mengejang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Rangga…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Rangga menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rani segera mengusap-usap penis yang telah mengeras saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rani. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Rangga merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Rangga tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rani. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rani.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Rangga di dalam mulut Rani, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Rangga”, Rani masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.Ketika Rani sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Rangga…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Rangga yang masih tegang berat mendorong Rani ke yang dipegang Rani jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rani kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Rani berteriak, saat Rangga menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Ranggao…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Rani bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Rangga satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Rangga di telinganya”Ahh…, hh”, Rani hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Rangga mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Rangga…, Rangga jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rani telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Rangga yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rani.”Ahh”.Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka kejadian dengan Rangga, Rani masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Rani adalah jika Rangga kemudian membocorkan hal ini ke Rani berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Dodi. Ia berbeda dengan Rangga, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Rani salam dari Rangga”, Dodi melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Dodi menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Rangga.”Langkah Rani terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskipun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Rangga”, Dodi tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Rani.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Rani langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Rani segera menuju pintu itu, ia mengira Rangga yang datang. Ternyata ketika dibuka”Dodi! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Rani agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Dodi masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Rangga senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Rangga?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Rani bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Rani benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Rangga, mau?”, Dodi bangkit dari duduknya dan berdiri di depan masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Dodi telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Rangga khan?”.Dodi ternyata lebih agresif dari Rangga, dengan satu gerakan meraih kepala Rani dan memasukkan penisnya ke mulut Rani.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Rani, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Dodi merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Dodi menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Rani, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rani merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Dodi sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Dodi muncrat di mulut Rani, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Rani tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Dodi yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Dodi mengikuti ia di dalam, Rani tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Dodi sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Dodi. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Dodi berbisik ke telinganya. Tangan Dodi segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Rani juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Dodi digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Dodi meremas puting susu Rani, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Dodi tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Rani.”Dodi…, aahh…, aahh”, Tubuh Rani menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Dodi.”Enak Bu?”, Dodi kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Dodi dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Dodi mendorong tubuh Rani agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Rangga ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Rani menjerit, saat Dodi dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Dodi medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Rani. Ranipun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Dodia…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Dodi. Tangan Dodi mencengkeram pundak Rani, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Rani…, Rinnaa”.Rani segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Dodi dan maninya sendiri. Dodi juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Rani, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Rani mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Dodi untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Rani bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Dodi mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Dodi pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Rani bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Dodi. Dodi meraih payudara Rani dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Rani mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Dodi.”Bu Rani nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Dodi memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Rani tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Dodi. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Dodi. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Rani makin cepat menerima sodokan Dodi beralih memegangi tubuh Rani, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Rani menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Dodi kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Rani terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Dodi, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Dodi sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Rani yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Dodipun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Rani sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Dodi menyemprot dalam liang vaginanya. Rani kemudian ambruk menindih tubuh Dodi yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Rani…, sungguh luar biasa, Coba kalau Rangga ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Rani kemudian merebahkan dirinya di samping Dodi. Tangannya mengusap-usap puting Dodi.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Rani tidak bisa menjawab komentar Dodi, sementara perasaannya dipenuhi hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rani harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Rangga untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal seputar Indonesia mulai ditayangkan, Rangga muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Rangga kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Rani berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Rangga tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rani merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Rangga masih boleh berkirim surat kan?”.Rani bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Rani mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton Rangga meminum es teh yang disediakan Rani dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun Rangga menyusul Rani ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Rani menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja Rangga sedang mencopot celananya Rani sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Rangga juga tengkurap di samping Rani.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Rangga tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Rangga kemudian mengecup pipi demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rani kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Rangga. Rangga kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rani dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Rangga kemudian menciumi tengkuk Rani, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Rangga kemudian memberi isyarat pada Rani agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Rangga yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Rangga di telinga Rani. Rani yang telah duduk di pangkuan Rangga pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Rani memejamkan matanya.”Rangga…, jilatin vagina ibu…”Rangga kemudian merebahkan Rani, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Rangga kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Rani bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Rangga dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Rangga menjilati pentil clitoris Rani, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Rangga…, massuukk”.Kaki Rani kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Rani yang becek.”mm…”, Rani menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Rangga sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Rani mempermainkan puting Rangga. Dengan gemas dicubitnya hingga Rangga berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Rangga makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Rani terkejut, tapi tidak bagi Rangga. Dodi sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Dodi kemudian berjalan mendekati mereka. Rani yang hendak berdiri ditahan oleh Rangga, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Rani.”Nikmati saja…”Dodi kemudian mengangkangi Rani, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Rangga menghentakkan gerakannya. Saat Rani berteriak, saat itu pula penis Dodi masuk.”Ahh…, nikmat..”, Rani merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Rangga dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Dodi memegangi kepala Rani, agar semakin dalam saja mengisap itu tetap bertahan hingga akhirnya Rangga keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Dodi tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Rangga mengeluarkan penisnya dari vagina Rani, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Rani masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Rangga keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Dodi sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Rani. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Rani.”Nih Bu rasakan punya Dodi juga ya”.Rangga dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Dodi memegangi pinggang Rani saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Rani merintih-rintih menikmati permainan mereka, Rangga merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Rani yang disangga Dodi menegang, kemudian lemas. Rangga menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Rani dan tembok. Dipindahkannya tangan Rani ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Dodi.”Rangga…”, Lagi-lagi Rani mendesah saat penis Rangga masuk dan pinggulnya didorong oleh Dodi dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Rani berteriak keras sekali, saat dorongan Dodi sangat keras menekan pinggulnya. penis Rangga amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Rani. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali. by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo.
Cerita Sex – setelah sebelumnya ada Ngentot Ibu Sahabatku Yang Janda Jablay, kini ada cerita seks bergambar Nikmatnya Jadi Guru Les Ngentot Ibu Murid. selamat membaca dan menikmati. Aku seorang cowok guru muda berumur 25 tahun yang cukup beruntung dapat mengajar di-sekolah dasar swasta favorit. Bisa dikatakan aku seorang guru yang baik, menurut para orang tua murid yang menyekolahkan anak mereka di sekolah tempat aku mengajar. Kepala Sekolah dan beberapa guru yang lebih senior sering mengakui kepandaianku dalam memberikan pelajaran. Oleh karena itu beberapa orang tua murid meminta aku untuk memberi tambahan pelajaran untuk anak mereka secara pribadi di rumah mereka. Tawaran itu sepanjang memang waktunya tersedia aku layani, lumayan untuk pendapatan tambahan. Kebijakan di-Sekolah memang membolehkan guru untuk memberi les untuk murid dari kelas yang diajar oleh guru lain. Dalam banyak rumah yang aku kunjungi, aku paling suka pergi ke rumah Jessica, seorang murid yang tinggal di-Sektor IX Bintaro Jaya juga,kira-kira 2 km dari tempat kost-ku di-daerah murid kelas 2 dan seperti kebanyakan murid2 di-sekolahku lainnya ia juga keturunan Cina. Bila giliran aku ke rumahnya,aku cukup bersemangat,karena ibunya seorang wanita cantik. Aku memanggilnya Ibu Linda. Umurnya awal 30-an dan dia tidak bekerja. Suaminya seorang arsitek yang karirnya cukup sukses diperusahaan swasta group Sinar aku mengajar anaknya, dia tidak menunggui tetapi akan masuk ke kamar atau sibuk di dapur. Memang aku kurang suka ditunggui ketika sedang mengajar, bisa mengganggu kurang 15 menit sebelum les selesai, ibu Linda biasanya akan keluar duduk di selesai les,Jessica akan masuk ke kamar dan menyambung belajar,sementara aku ngobrol dengan ibu situlah aku tahu sedikit tentang latar informasi,aku memberi les dirumahnya waktu malam, pukul hingga Kadangkala suaminya ada, kalau dia pulang cepat. Hubungan aku dengan mereka bisa dikatakan suami isteri yang imlek,aku diberinya satu sebab aku menyenangi mereka adalah untuk membiasakan Jessica mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi sehari2 dan aku bisa ikut latihan berbahasa Inggris bersama mereka walaupun kadang2 masih campur dengan bahasa Indonesia. Ibu Linda sewaktu dirumah gemar memakai celana pendek dan T-Shirt saja. Ini membuatkan bentuk tubuhnya yang montok itu terpampang. Kadangkala aku mencuri pandang keelokan wajah dan tubuhnya itu, hingga kemaluanku menegang. Aku sering membayangkan untuk dapat bercinta dengannya. Rambutnya yang panjang dan lurus, kulitnya yang putih, mulus dan bersih, dan tubuhnya yang montok serta pinggangnya yang ramping itu membuat aku kadang-kadang gelisah kalau duduk berdekatan dengannya. Itulah sebabnya, dibanding dengan murid-murid les lainnya, aku paling semangat memberi les ke-Jessica karena berarti juga bertemu dengan Ibu Linda. Walaupun ia telah mempunyai seorang anak yang berusia 8 tahun, badannya sangat terawat,bak perawan. Ibu Linda sangat pandai menjaga Ibu Linda memakai celana yang sangat pendek dan T-Shirt ketat yang menampakkan perut dan pusarnya. Saat itu aku betul-betul terangsang, sulit konsentrasi mengajar sebab mata mencuri-curi melirik ke arah tubuhnya. Pulang ketempat kos,aku langsung ber-onani ria sambil membayangkan bersetubuh dengannya. Hari berganti hari, tanpa terasa sudah hampir 9 bulan aku mengajar anaknya. Hasil yang diperoleh memang baik, karena ia mendapat ranking 3 besar dikelasnya. Aku jelas bangga. Ibu Linda juga bangga dan mengucapkan terima kasih kepadaku. Suaminya yang cukup ramah itu jika ketemu selalu mengajak diskusi mengenai beberapa hal tetapi terutama yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai arsitek atau proyek perumahan dimana dia terlibat. Aku layani saja, walau hanya sedikit tahu mengenai itu. Sebagai guru, cukup wajar kalau aku pandai selesai evaluasi hasil belajar semester II, aku tetap diminta untuk memberi les anak mereka lagi sampai liburan sekolah, katanya untuk persiapan tahun depan. Aku setuju saja. Maka, mengajarlah aku sampai tiba libur kenaikan ini minggu terakhir,setelah itu akan segera libur panjang. Malam itu seperti biasa aku pergi ke rumah mereka buat memberi les terakhir sebelum libur. Suaminya kebetulan ada. Habis mengajar, seperti biasa aku diberi sekedar makanan kecil dan minuman pelepas dahaga. Ibu Linda dan juga suaminya menemaniku duduk bersama ngobrol.”Pak Anton” sapa suami Ibu Linda memulai perbicaraan.”Ya” jawabku ringkas sambil menantikan kata-katanya.”Minggu depan saya mesti pergi ke-Balikpapan. Ngurusin proyek” sambungnya.”Wah, baguslah” jawabku.”But the problem is, I must go there one week””Then, What the problem you got” jawabku.”Nobody will be here to take care of my family and as you know we don’t have pembantu rumah tangga, rasanya nggok tega ninggalin Jessica dan mamanya hanya berdua terutama di-malam hari””You can call your saudara””I did, but they cannot help. They have a lot of work to do” balasnya dengan wajah yang agak kesal.”I hope you can help me” sambungnya. “Tolong !!” aku terkejut dengan permintaan itu. “How””stay here at night””Haaa !!!” tersentak aku dengan permintaannya. “But next week libur, Saya punya rencana pulang kampung””Just one week, please””Pak Anton, you cuma datang malam, sleep here. I got room for you. Then pagi, you can go anywhere you want” Ibu Linda menyambung setelah lama diam membiarkan suaminya saja yang berbicara.”You know, Saya tak ada orang lain yang bisa Saya harap. This area is not good, a lot of empty houses around here and we practically don’t have a neighbor. It’s must be a man in the house at night. Nanti kalau saya pergi, tinggal my wife and my daughter only””Plese Pak Anton, please think about it” sambung Ibu Linda saat melihat aku hanya diam. “I’ll pay you” kata suaminya. “It’s not about money” balasku. “Then ?””When will you go?” tanya aku.”This Sunday, and I’ll be home next Saturday” jawabnya penuh ceria. Mungkin mengira aku sudah setuju. Aku pikir-pikir ini bukan ide yang buruk, aku akan mendapat uang yang lumayan disamping itu inilah peluang emas agar aku dapat lebih dekat dengan ibu Linda.” sambungku. “But just one week”” mereka serentak dengan senyuman. “Thanks” sambung Ibu Linda sambil tersenyum ke arahku. Aku tenang saja sambil meneguk air yang disuguhkan.”This Sunday night saya datang” kataku sambil berdiri hendak pulang. “ I will prepare your room” balas Ibu Linda sambil mengikuti aku ke muka pintu.”saya pulang dulu” “Thanks Pak Anton” suaminya berkata sambil berjabat tangan denganku. “Thank you very much”Aku pun pulang ke rumah. Malam itu, aku kewartel dan telpon kampung, aku bilang ada perubahan rencana aku akan kursus dulu selama seminggu sehingga acara pulang kampung sedikit tertunda. Hari ini hari Jumat, hari terakhir sekolah. Lusa aku akan ke rumah Ibu Linda menemani Ibu Linda dan Jessica. Kawan-kawan sekostkupun yang kebetulan juga guru di sekolah yang sama, sudah pulang ke kampung halaman masing-masing. Tinggal aku seorang diri, cukup membosankan. Minggu malam aku akan tidur di rumah Ibu Linda. Aku memikirkan rencana yang tidak-tidak seperti untuk mengintip Ibu Linda mandi, atau mengintip saat Ibu Linda tidur. Inilah kesempatanku untuk menatap tubuhnya yang seksi itu sepuasnya. Kalau saat aku mengajar, aku kurang berkesempatan, kalau aku tidur di sana, aku tidak akan menyia-nyia-kan ini. Aku sangat berharap dapat mengintip Ibu Linda mandi, atau paling tidak dapat melihatnya keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup badannya dengan handuk……Membayangkan itu, aku tidur dalam keadaan ngaceng berat malam itu……..Minggu malam, jam menunjukkan pukul aku tiba di perkarangan rumah Ibu Linda dengan motor bebekku. Suasana agak sunyi, hanya dari kejauhan anjing menggonggong sesekali memecah kesunyian. Aku masuk, lalu aku rapatkan lagi pintu pagar itu sekaligus menggemboknya. Aku sebelumnya memang telah diberitahu untuk langsung mengunci mengunci pagar dan motor bebek, aku pun mengetuk pintu rumahnya. Diam. Tak ada jawaban, aku ketuk lagi berulang kali, masih nggak ada suara. Hatiku mulai waswas, jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi kepada mereka berdua di dalam. Aku ketuk lagi, kali ini agak kuat.”Coming !!” aku dengar suara Ibu Linda pintu pun dibuka, ku lihat Ibu Linda seperti yang aku bayang2kan yaitu hanya pakai handuk untuk menutup badannya. Tapi handuk itu kelihatannya tidak cukup untuk menutup badannya dengan sempurna. Pangkal buah dadanya yang putih bersih itu tampak jelas saat dia tunduk membuka kunci. Pangkal pahanya yang mulus juga tampak dengan jelas. Aku langsung ngaceng.”Please coming” katanya. Aku pun masuk dan sewaktu melintasinya, bau harum sabun masih tercium dari tubuhnya, aku menoleh lagi ke belakang, Ibu Linda sedang menguncikan lagi pintu. Aku lihat tubuhnya dari arah belakang, wow, pantatnya yang montok dan padat itu sekali lagi membangkitkan nafsu aku. Pinggangnya yang ramping serta bentuk tubuhnya yang menggiurkan itu sama sekali tidak menunjukkan dia sudah punya anak.”Sorry, make you waiting” katanya sambil berlalu. “Saya mandi tadi””It’s OK” balasku.”Duduklah, Saya mau pakai baju dulu” sambungnya sambil menuju ke tingkat atas. Mataku tidak lepas dari tubuh seksi itu sampai hilang dari pandangan. Aku pun duduk di sofa, sambil membalik-balik majalah yang ada di lama kemudian, Ibu Linda pun turun, lalu terus ke kembali ke ruang tamu dengan dua gelas air sirop di tangannya. Ibu Linda mengenakan pakaian tidur warna pink yang agak transparan, hingga menampakkan bayangan celana dalam dan bhnya. Sesaat dia tunduk meletakkan air atas meja, aku sempat mengerling ke arah buah dadanya, kelihatan pangkal buah dadanya yang dibaluti bh berwarna hijau muda. Sekali lagi, kemaluan aku mengeras.”silahkan minum” katanya sambil duduk berhadapan dengan aku.”Thanks” aku menjawab sambil mengambil air sirop yang terhidang itu.”Terima kasih, karena Anda bersedia datang” Ibu Linda membuka pembicaraan.”Mana Jessica” tanyaku karena anak tunggal itu dari tadi tidak kelihatan.”Ohh…. dia sudah tidur””Jam segini sudah tidur ?””Memang dia tidur awal, pukul pasti saya suruh dia untuk tidur””Oooo …. like that” Kami terus ngobrol, dari situlah aku tahu serba sedikit tentang keluarga ini. Sewaktu ngobrol, aku tidak bosan-bosannya melihat keayuan wajahnya, matanya tak sesipit orang Cina lainnya. Kulitnya putih dengan rambut ikal mayang, tambah pula dengan bentuk tubuhnya yang ramping dan dadanya yang montok itu membuatkan aku ingin segera memeluknya. Wangian tubuhnya memenuhi ruang tamu yang agak dingin itu.”Berapakah umur Anda” tanyanya setelah sekian lama. “25”, jawabku singkat.”Sudah ada rencana menikah?””belum””Jangan tunggu lama lama””Lelaki terlambat sedikit nggak masalah””Hmmm ….”Aku terus diam, belum menemukan bahan pembicaraan lain. Dia pun begitu. Aku baca majalah sambil sesekali ekor mata menelusuri tubuhnya.”Mari saya tunjukkan kamar Anda”, katanya sambil berdiri dan berjalan ke tingkat atas. Aku pun ikut seperti kerbau dicocok belakang, aku memerhatikan lenggok pantatnya menaiki tangga. Rasanya mau aku remas pantat itu, tapi apa daya takut dikira kurang ajar. Di tingkat atas, terdapat tiga kamar. Kamar depan, master room, kamar Ibu Linda dan suaminya. Kamar tengah, Jessica. “Berikut kamar Anda” katanya sambil membukakan pintu kamar belakang. Sedikit kecil, dengan kasur dan lemari yang tersusun rapi. “I hope you like it” “Yes, thank you” balasku. “Saya mau tidur dulu,kalau Pak Anton mau lihat TV, Anda tahu bagaimana melakukannya. DVD pun ada. anggap saja rumah sendiri” jelasnya sambil meninggalkan aku. “OK thanks, Saya memang suka tidur telat” balasku. Dia masuk ke kamarnya, aku turun lagi ke ruang tamu menonton TV. Sambil aku membalik-balik majalah yang ada di semakin mengantuk, kulihat jam menunjukkan pukul pagi. Aku matikan TV lalu ke tingkat atas. Saat melintasi kamar Ibu Linda, aku dapati pintunya tidak bertutup rapat. Timbul niat di hati ku untuk melihat dia tidur. Pelan-lahan aku buka pintu, lalu masuk ke dalam kamarnya. Ibu Linda sedang tidur nyenyak, menghadap ke arahku. Aku menatap ke seluruh tubuhnya yang sedang nyenyak tidur itu. Dasternya tersingkap sedikit,pangkal pahanya yang mulus terpampang dengan jelas. Dadanya naik turun menghembus udara, bhnya sudah dicopot. Aku tatap sepuasnya, sambil mengusap kemaluan. Aku dekatkan mukaku ke arah wajahnya, wangian kulit dan rambutnya membuat aku terasa hendak mencium pipi yang mulus itu. Agak lama aku buat begitu, rasanya aku mau terkam saja wanita Cina itu. Tapi timbul kesadaranku, waktu masih banyak. Kalau terlalu terburu-buru, takut justru rencana berantakan. Kemudian,aku keluar lalu menutup pintu kamarnya. Aku masuk ke kamar lalu tidur, sebelum tidur aku sempat membayangkan pemandangan tadi…….Sedang aku dibuai mimpi, pintu kamarku diketuk. Kedengaran suara Ibu Linda menyuruh aku bangun, rupa-rupa sudah pagi. Aku bangun, cuci muka dan Ibu Linda menunggu aku dengan dua cangkir teh di atas meja. Dia masih berpakaian tidur. Aku minum lalu meminta diri untuk pulang. Di rumah aku teruskan tidurku. Malam kedua. Seperti biasa, aku tutup dan kunci pagar rumahnya. Saat pintu dibuka, Ibu Linda sudah berpakaian tidur sejenis daster,tetapi masih harum bau parfumnya. Setelah itu, aku dipersilakan minum sambil kami ngobrol ngalor ngidul sehingga mata mengantuk. Aku sempat bertanya mengapa saudaranya enggan menemani mereka. Ibu Linda menjelaskan bahwa mereka terlalu sibuk dengan urusan dan saudara dari fihak suami tidak begitu menyukainya. Aku hanya menganggukkan kepala saja tanpa ingin mengetahui lebih lanjut.”Pak Anton, Saya mau tidur dulu” katanya sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul malam.”OK” balas ku ringkas. Ibu Linda berlalu meninggalkan aku sendirian di ruang tamu. Aku memerhatikan lenggak-lenggok pinggulnya yang mengairahkan itu hingga hilang dari pandangan. “Malam ini aku mau intip dia lagi, kalau bisa mau pegang sedikit”, tekadku dalam masih di-ruang tamu nonton TV. Sendirian. Sunyi. Tiba-tiba Ibu Linda turun dan terus ke dapur. Ketika itu jam menunjukkan pukul malam.”Mungkin haus” kata hatiku. Tak lama kemudian, Ibu Linda kembali dan terus menaiki anak tangga. Tiba-tiba …… “Auchhhh !!!! ……. Arrrgghhhh !!!!!” terdengar jeritan Ibu Linda di tangga. Aku lari kearahnya dan dapati dia terjatuh di atas tangga sambil tangan memegang pergelangan kaki berkerut menahan sakit. “Why? What happened ?” tanyaku seraya duduk di hadapannya. “Saya terkilir” “Mana yang sakit?” tanyaku. Dia menunjukkan ke arah pergelangan kaki kirinya. “Let me see” balasku sambil memegang dan memijit-mijit pergelangan kaki mencari yang sakit. Dengan pengalaman saat di-Pramuka, aku tau sedikit menangani hal seperti ini. Aku terus memijit dan mengurut daerah pergelangan itu, sesekali dia menjerit kecil karena kesakitan. “Bisa jalan?” aku tanya. Ibu Linda tak menjawab, dia terus bangun, coba untuk berdiri. Tetapi dia terduduk kembali. “Tak bisa” jawabnya mengerutkan muka. “Let me help you. I will take you up stairs” balasku terus berdiri. Ibu Linda setuju. Dia memegang leherku dengan tangan kirinya. Aku memapahnya naik sambil tangan kananku melingkar pinggangnya. Aku memapahnya pelan-lahan. Saat itu, aku sempat menyentuh punggungnya dan aku tahu dia tak pakai bh. Aku teruskan langkah, tiba-tiba kakinya tergelincir lagi. Dia hampir terjatuh. Aku segera menyambut dengan melingkarkan kedua tanganku dibagian pinggangnya. Ibu Linda juga turut bergantung di leher dan bahuku dengan kedua tangannya. Kami hampir berpelukan. Ketika itu, aku simpulkan Ibu Linda tak pakai celana dalam juga. “Mungkin kalau tidur dia tak pernah pakai pakaian dalam” kataku dalam melambatkan langkah agar dapat melingkari pinggangnya lebih lama. Dia kelihatan pasrah saja. Sampai di kamarnya, aku masuk dan tutup pintu. Aku dudukkan Ibu Linda dengan bersandarkan bantal. Kakinya kujulurkan.”Biar saya urut sedikit” kataku sambil tangan sudah ada di pergelangan kakinya. Dia hanya menggangukkan kepala. Aku terus memijit dan mengurut dengan pelan. Aku alurkan urutan dari atas ke bawah, hingga ke jari kakinya. Agak lama aku mengurut sekitar daerah sakit itu.”Masih Sakit?””Sudah kurang sedikit”Aku terus mengurut. Aku semakin berani. Aku urut betisnya. Dia tak melarang. Sesekali wajahnya berkerut menahan sakit. Aku teruskan mengurut, kini dasternya aku singkapkan sedikit. Kemaluan aku sudah naik. Aku lihat Ibu Linda diam saja. Aku semakin panas. Aku masukkan jari aku ke dalam dasternya. Aku mulai urut paha hingga ke pangkalnya. Ibu Linda hanya mendesis kegelian. Tak nampak tanda protes di wajahnya. Kini, aku bukan mengurut, tapi meraba dan mengelus. Aku terus raba dan usap pahanya hingga ke pangkal, sekaligus kedua-duanya. Matanya kelihatan terpejam, sesekali mendesis mengerang dengan manja. Aku meraba semaunya, kesempatan semacam ini jarang terjadi.”Pinter ngurut juga ya” sapanya sambil tersenyum. Aku terkejut, bersamaan dengan itu, aku melepaskan tanganku dari pahanya. “Tolong pijit bahu dong” pintanya. Lega hatiku. Aku pikir dia mau marah, rupa-rupanya mau aku pijit badannya. Ibu Linda bangun duduk dan membelakangi letakkan kedua tapak tanganku di bahunya, aku pijit lembut. Aku pijit dan urut sekitar bahunya dengan pelan. Sesekali aku pijit pangkal lehernya hingga ke bahu.”Mmmmm ….. mmmmm ……” suara rintihan Ibu Linda lembut terus mengurut, hingga ke bagian punggungnya. Aku alurkan jari aku ke tengah punggungnya. Ibu Linda merintih manja. Sesekali aku arahkan tanganku ke bawah ketiaknya hingga ke pangkal buah dadanya. Setelah itu, aku urutkan lagi sekitar bahu dan yang ikal itu aku belai serta lehernya aku usapkan dengan lembut. Harum badannya menusuk hidung, membangkitkan nafsuku.”Ahhh ….. mmmmmm ….”Aku sudah ngaceng berat. Batangku aku tempelkan ketubuhnya, menusuk pantatnya. Aku tahu dia tahu, tapi tetap acuh. Aku sudah tak tahan coba arahkan tanganku ke pangkal buah dadanya melalui atas. Sambil aku memijit-mijit bahu depannya, aku turun sedikit hingga ke pangkal buah dada. Dari atas jelas kelihatan bayangan buah dada dalam baju tidurnya yang agak jarang itu. Aku arahkan lagi tanganku ke bahu. Kemudian turun lagi memegang buah dadanya. Sentuh saja sedikit, aku terus arahkan kembali ke bahu. Ternyata Ibu Linda tak melarang saat aku menyentuh buah dadanya. Aku coba lagi. Aku sentuh lagi, kali ini agak lama. Masih tidak menunjukkan respon negatif. Hanya kedengaran suara desisan manjanya saja bila diperlakukan demikian. Aku coba lagi. Aku pegang dan remas buah dadanya dengan lembut. Kali ini aku nekat, jari ku memilin putingnya. “Hei ! jangan begitu” larangnya, tapi suaranya tidak begitu kuat. Kelihatannya tidak sungguh-sungguh. Tapi aku terus menarik tanganku dari dalam dasternya. “You urut my whole body” pintanya sambil meniarapkan tubuh yang seksi telungkup di hadapan ku. Kemaluanku makin tegang. Dengan daster yang transparan itu, menampakkan seluruh bentuk tubuhnya yang menggiurkan. Pantatnya yang montok, pinggangnya yang ramping dengan kulitnya yang cerah membuatkan nafsuku buang waktu, aku letakkan kedua tapak tanganku di bahunya. Lalu aku usap, aku urutkan ke bawah. Punggungnya kuusap dan kugosok lembut. Pinggangnya aku pegang sepuasnya, sambil aku pijit pelan. Ibu Linda meliuk kegelian sambil mendesis lembut. Kadang-kadang tanganku liar menjalar sampai ke pantat montoknya, aku raba dan aku remas lembut, tapi Ibu Linda tidak menunjukkan tanda marah. Kali ini aku terus meremas pantatnya yang dibaluti daster, tetapi terasa kekenyalannya karena dia tak pakai celana dalam. Enak betul meremas pantat bahenol wanita ini. Setelah agak lama aku mengurut dan meraba badannya, aku coba untuk menarik dasternya ke bawah. Pelan-lahan sambil mengurut, aku tarik dasternya ke bawah. Tanpa perlawanan, malah Ibu Linda meluruskan tangannya untuk memudahkan daster itu ditarik. Seakan mendapat angin, aku pun menarik daster hingga ke pantat. Terpampanglah bagian punggung yang putih yang mulus itu. Sekali lagi tapak tangan aku menjalar ke seluruh punggungnya. Suara rintihan wanita Cina itu semakin terdengar.”Ahh ….. mmmm ….. mmmmm…..” Aku terus meraba badannya, hingga ke pantat aku remas dengan lembut. Kadang jari-jari aku terbebas masuk ke dalam dasternya, terasa akan kemulusan dan kemontokan pantatnya saat aku begitukan. Rintihan dan desisan manjanya itu membuatkan aku semakin berani, aku terus tarik dasternya ke kaki pelan-lahan. Tetap tak ada perlawanan, malah pantatnya diangkatnya sedikit agar mudah bagi aku melepaskan aku lemparkan pakaian itu ke sisi kasur. Wah, sekujur tubuh tanpa sehelai benang kini telungkup di hadapanku. Jelas kelihatan bentuk tubuhnya yang bohai yang telah lama aku impikan itu. Aku lihat mata Ibu Linda terpejam, mungkin menanti tindakan berikuttnya yang mulus itu aku raba dan urut dengan pelan atas ke bawah hingga melewati pinggangnya. Pantatnya yang tidak dibaluti pakaian itu aku remas dengan lembut. Aku pijit-pijit, aku remas-remas ke seluruh tubuh yang telanjang itu. Kemaluanku sudah keras sekali. Aku tak tahan lagi, aku terus buka baju. Sambil aku meraba dan menggosok seluruh tubuhnya, aku coba mendekatkan mulutku ke badannya, aku dapat menghirup harum tubuhnya. Pelan-lahan bibirku nempel kebadannya. Kukecup dengan lembut. Ibu Linda mendesis lembut. Aku kecup lagi, dan terus aku melarikan ciuman ke seluruh punggungnya. Kadang-kala aku jilat arahkan mulutku hingga ke pantat. Pantat itu aku cium dan aku kecup, sambil tangan meneruskan rabaan, suara rintihannya makin jelas. Saat aku hendak mencium celah pantatnya, tiba-tiba Ibu Linda bangun duduk dan menjuntaikan kakinya ke tepi kasur. Aku terpaksa bangun dan berdiri di atas Linda kini duduk menghadap aku dengan tubuh telanjang memerhatikan aku yang berdiri dihadapannya sambil mengelus kemaluan yang menegang dari luar celana training yang masih aku pakai. Aku dapat melihat tubuhnya dari arah depan, dari buah dadanya yang besar dan padat itu, aku lihat putingnya yang menegang. Putih, halus, mulus dan bagus sekali badannya. Ketika aku masih ter-bengong-bengong, tiba-tiba tangan kanannya memegang kemaluanku. Aku tersentak dan terus mundur sedikit ke belakang. Ibu Linda menarik celana training aku kearahnya. Sekali lagi kemaluanku dipegang, aku tak bisa mengindar lagi. Ibu Linda menggenggam batangku dan menggosok dengan lembut. Aku semakin terangsang. Pelan-lahan dia menarik celanaku ke bawah, aku membiarkan saja celanaku dicopot. Aku kini bercelana dalam saja, ujung kemaluanku tampak basah sedikit. Dia terus mengusap batangku. Sambil tersenyum,dia melepaskan celana dalamku, dan tampaklah batang kemaluanku dihadapannya. Dia tampak kagum melihatnya. Terasa kelembutan jari jemarinya mengusap dan membelai batang kemaluanku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kemaluanku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar aku terasa kehangatan dan basah di batang kemaluanku. Aku tunduk dan dapati batang kemaluanku ada didalam mulut Ibu Linda. Dia mengulum batangku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli dan rasa mau keluar. Aku berusaha agar tidak cepat keluar. Ibu Linda menghisap batangku dengan rakus.”Ahhh…….mmmmm……..” aku mengerang keenakan. Sampai ke pangkal dia kulum, sambil matanya terpejam, hanya kadang-kadang membuka saat dia memandang ke arahku. Aku meremas rambutnya dan sorongkan kemaluanku ke mulutnya. Terasa hujung kemaluanku gulat dalam mulutnya saat aku dorong sedalam-dalamnya. Habis batangku diperlakukan seperti eskrim, dijilat dengan rakus. Biji akupun diremas lembut sambil menjilat batang kemaluanku. Setelah itu, dia genggam kemaluanku saat bijiku dikulum dan dijilat. Aku terasa mau meledak saat itu, sedap tak terkira, hanya suara aku yang mengerang Ibu Linda berhenti. Dia bangun dan berdiri menghadap aku, kami berhadapan. Terasa kehangatan tubuh kami di kamar itu. Aku memerhatikannya atas bawah sambil tersenyum, dia juga demikian. Mata kami bertatapan, tiada kata-kata yang rapatkan badanku ke arahnya, sambil kedua tanganku melingkar pinggangnya. Aku rangkul dan tarik rapat ke tubuhku. Ibu Linda juga memeluk leher dan badanku. Kami semakin rapat, dan aku terus memeluknya. Terdengar suara mendesis kami berdua. Aku rangkul penuh kasih sayang dengan tangan kami meraba ke seluruh punggung. Aku eratkan pelukan, kemaluanku menusuk-nusuk perutnya. Aku pegang pantatnya dan dorong serapat-rapat ke arah tubuhku. Aku rasa sungguh bahagia, pertama kali melakukan ini dengan seorang wanita Cina yang cantik rupawan, yeng telah lama menjadi saling menatap agak lama. Lehernya aku cium,aku juga dengan Ibu Linda, dia juga memberikan kerjasama dalam pelukan ini, leherku dikecupnya saling mendesis keenakan berselang seling sambil meneruskan pelukan dan rabaan ke seluruh berpandangan, mata saling menatap, bibir semakin rapat, dan rapat. Lekatlah bibirku dengan bibir wanita itu. Ibu Linda pandai dalam yang menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku terus menghisap lidahnya. Lidah aku juga hisap dengan lembut saat aku menjulurkan ke dalam mulutnya. Lidah kami saling bertautan mesra dan pelukan makin rapat. Ibu Linda terpaksa menjinjitkan kakinya sedikit saat aku menyedot dengan kuat aku membaringkan Ibu Linda ke atas kasur. Buah dadanya yang besar itu langsung bergetar saat tubuhnya menyentuh kasur. Tangannya masih dilingkarkan di masih saling menindih Ibu Linda sambil meneruskan pelukan. Ciumanku,aku arahkan ke lehernya,kemudian terus hingga ke buah dadanya. Aku hisap dan gigit putingnya,bergantian,kiri dan Linda menggeliat hisap semaunya, dengan ditingkahi oleh rintihan Ibu terus mencium,kini bagian pusarnya aku jilat. Aku turun lagi, hingga ke pangkal vaginanya. Kemudian, aku berhenti, aku lihat kemaluannya, agak merah, dihiasi dengan bulu-bulu halus yang tersusun rapi. Kelihatan kelentitnya yang merah bergerak-gerak pelan. Vaginanya kelihatan basah, berair, aku jadi nafsu, terus aku ulurkan jari aku ke kemaluannya. Aku usap dengan lembut bibir kemaluannya. Ibu Linda mengerang enak sambil menggerak-gerakkan pantatnya. Aku mainkan kemaluannya, kelentitnya aku gigit pelahan,dan terangkat pantatnya menahan kesedapan aku mainkan dengan lidah,berulang2,tiba2 tubuh Ibu Linda mengejang dan lidah dan bibirku terasa basah.”Ahhhhhh……hhhhhhhhhh……..”Rupa2nya Ibu Linda sudah berhenti menjilat dan usapkan bibirku dengan sprei kasurnya. Aku memainkan jariku di vaginanya. Aku masukkan sedikit, dia mengerang. Aku tusuk dan tarik lagi,dia mengerang makin kuat, suara yang menaikkan aku baringkan, lalu aku mendekapnya. Lubang kemaluannya sudah basah. Aku julurkan ujung kemaluanku bermain2 di sekitar bibir vaginanya. Dia makin mengerang kuat.”Please …ssss……..”pinta Ibu Linda dengan suara yang tersendat-sendat sambil memegang erat kemaluanku yang basah lekat dengan vaginanya yang berair itu membuatkan aku makin nafsu. Pelan-lahan aku tusuk vaginanya. Terasa sempit, Sulit juga untuk diterobos, mungkin jarang Linda menjerit kecil sambil mengeratkan lagi rangkulannya.”Arghhhhh…..hhhhhh…….”Batang kemaluanku,aku benamkan dalam dalam, sampai habis. Aku membiarkannya berendam dalam lubang nikmat itu sambil kami terus berkecupan. Setelah itu, dengan pelan aku angkat dan tusuk kembali. Suara rintihannya memberi semangat ayunanku. Aku genjot lagi, mata aku terpejam menahan kenikmatan yang luar biasa puas dengan posisi itu, aku angkat Ibu Linda sambil aku duduk bersila. Kemudian, aku dorong agar vaginanya ke arah batangku. Ibu Linda ku dudukkan atas batangku. Kini dia yang melakukan gerakan. Ibu Linda mengayuh tubuhnya atas bawah sambil mengerang dengan tanganku memeluk tubuhnya. Suara kami seolah bersautan mengerang keenakan. Aku lonjorkan kaki dan membaringkan badan dengan Ibu Linda masih berada di atas. Aku rasa batangku agak sakit, seperti mau patah. Kemudian aku kembali ke posisi seperti tadi. Sekali lagi tubuh Ibu Linda mengejang, klimaksnya datang lagi, terasa basah batang ku didalam vaginanya. Aku telungkupkan Bu Linda dan aku angkat pinggangnya, nungging sedikit. Kelihatan lubang vaginanya yang basah menanti batangku. Aku terus sorongkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya dari arah belakang. Terasa sedikit sempit. Aku dayung dengan lembut dan makin laju. Rintihannya berselang seling dengan suaraku yang mengerang keenakan. Sambil menusuk, aku mainkan teteknya, putingnya aku pilin-pilin sampai aku merasa hendak keluar, lalu aku cabut kontolku. Aku menelentangkannya lagi dan kami berpelukan lagi. Aku mengistirahatkan kontolku sebentar agar tidak sudah kembali terkontrol, aku kembali dorong kontolku ke lubang vaginanya. Aku dayung dengan laju, makin laju dan terasa dihujung kontolku seperti gunung berapi yang hendak memuntahkan lavanya, dan …….”Arrrggghhhhh ……..”Satu letupan air mani menerjang ke dasar vagina Ibu Linda diikuti jeritan kenikmatan yang maksimum keluar dari mulut Ibu Linda dengan keadaan tubuh yang kejang. Rupa-rupanya, kami mencapai klimaks bersama. Terasa kebasahan di dalam vaginanya, air maniku berpadu dengan air maninya. Aku biarkan kontolku terendam di situ buat sementara. Peluh yang memercik telah membasahi badan kami. Aku keletihan, begitu juga dengan Ibu Linda, kami terkapar bersama di pulau impian setelah berdayung di lautan berahi yang matanya dibuka. Aku pandang dan renung jauh di dalam matanya. Terpancar kebahagiaan dan kepuasan di wajahnya. Aku juga begitu. Kami berkecupan tanda berterima kasih atas kerjasama dalam mendapat mendapatkan kepuasan seksual. Aku cabut kemaluanku dan berbaring di sebelahnya. Nafas turun naik dengan Linda merapatkan tubuhnya ke arahku. Dia meletakkan kepalanya atas lenganku sambil tangan kanannya memeluk badanku. Jarinya memilin-milin putingku. Aku rasa geli, tapi enak. Kemudian, tangannya lari dan memegang batang ku yang lembek dan basah itu. Diusap dan dibelainya dengan penuh manja. Aku biarkan saja, sambil membelai rambutnya. Dahinya aku kecup mesra. Malam itu, kami tidur bersama dalam keadaan telanjang dan berpelukan. Nyenyak karena telah mengarungi lautan asmara bersama. Subuh itu, aku terjaga dengan semangat baru. Kemaluanku kembali ngaceng sengaceng-ngacengnya. Ibu Linda aku bangunkan, ternyata diapun menginginkannya. Dan sekali lagi kami belayar bersama ke pulau impian lagi. Akhirnya terdampar juga di pantai pulau impian itu dengan sukses. Untuk kedua kalinya air maniku disemprotkan ke dalam lubuk kenikmatan yang tak ada pagi, kami bangun. Aku mengenakan kembali pakaian dan membasuh muka. Ibu Linda memakai kembali dasternya dan terus ke bawah. Saat aku turun, telah terhidang dua cangkir teh di atas meja. Kami mimum dan aku meminta diri untuk muka pintu, sebelum pulang, Ibu Linda memberikan kecupan ke bibirku, dan mengingatkan aku agar datang lagi malam ini. Aku angguk sambil tersenyum penuh arti….Masih ada lagi 5 malam sebelum suami Ibu Linda pulang. Setiap malam akan kumanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiada tara ini. Dan selama 5 malam itulah aku memiliki kesempatan menggauili isterinya dengan berbagai gaya sepuas-puas-nya. Aku tidak lagi tidur di kamar tamu,tetapi di kamar Ibu Linda. Kami tidur bersama, bertelanjang sepanjang malam seperti suami isteri. Ibu Linda menyukai pelayananku. Selama itu, kami telah melakukan hubungan berbelas kali. Bukan hanya di dalam kamar, malah di dalam kamar mandi juga. Ada kalanya kami bercinta saat mandi bersama di waktu malam atau pagi. Aku rasa sungguh bahagia selama berada di rumahnya. Jessica tidak tahu mengenai hubungan ibunya dengan aku. Walau pun dia tahu aku bermalam di rumahnya, tapi dia tak tahu yang aku bermalam di kamar ibunya. Teknik bercinta kami perdalam, setiap posisi akan kami sudah tak pilih tempat, asalkan aman, kami melakukannya. Sesaat mandi bersama, dia akan menggosok badanku dengan sabun, serta dikocoknya kontolku. Aku juga menyabun ke seluruh anggota badannya. Selepas itu, lubang vaginanya menjadi sasaran kontolku, kami melakukan sambil berdiri. Jika tidak orang di rumah, kami akan bertelanjang sepanjang hari, baik di ruang tamu maupun di dapur. Kami benar-benar senang berkelakuan sperti itu. Pernah sekali Ibu Linda meminta aku semprotkan air mani ke mulutnya seperti yang pernah kami lihat di DVD , tetapi dia terus muntah. Mungkin belum biasa. Tapi untuk kedua kali dan selanjutnya, Ibu Linda tidak lagi muntah saat aku menyemprotkan air mani ke dalam mulutnya, dia akan langsung menelannya kemudian dia terus menjilatnya air mani yang tersisa di-kontolku hingga semakin tau suami Ibu Linda jarang bersama dengan Ibu Linda karena terlalu sibuk. “Pantas lubang vaginanya masih sempit” bisik hatiku. Ini diakui sendiri olehnya. Sebab itulah Ibu Linda merelakan dirinya disetubuhi karena sudah lama lubangnya tak dimasuki oleh kontol lelaki serta dibanjiri dengan air mani yang hangat. Ibu Linda juga memberitahu dia sebenarnya gembira saat tau suaminya akan dinas luar selama beberapa hari dan aku akan menemaninya selama suaminya pergi. Jadi kesempatan itu tidak disia-siakannya, Ibu Linda sengaja mencari jalan agar dapat bercinta denganku. Rupanya, Ibu Linda sengaja ber-pura-pura jatuh ditangga untuk memancing juga bertanya tentang resiko karena aku telah memuntahkan air maniku ke-vaginanya. Aku takut dia hamil nanti. Tetapi Ibu Linda menjelaskan yang dia secara teratur mengkonsumsi pil KB. Lega hatiku mendengar jawabannya. Setelah dia memberitahu rahasianya, aku juga menyatakan kalau aku sudah lama menginginkan dirinya. Kukatakan jika dapat bersentuhanpun sudah lumayan, tapi ketika kesempatan untuk aku bersama dengannya terbuka luas, aku wujudkan impian aku. Kemudian, kami ketawa bersama. Tidak sia-sialah aku telat pulang ke kampung untuk ini malam terakhir aku menemaninya. Kami bercinta sepanjang malam, sampai kelelahan. Besok aku akan pulang ke kampung, dan suaminya akan datang dan akan tidur bersama dengan ibu Linda, jadi kami bercinta sepuas-puasnya. Bisa dikatakan kami tak tidur malam itu. Keesokan paginya, aku pulang. Sebelum pulang, Ibu Linda mengucapkan terima kasih karena aku telah bersedia menemaninya selama suaminya tidak ada Aku juga mengucapkan terima kasih atas layanan yang diberikan. Ibu Linda menyatakan bahwa dia sangat puas dengan hubungan kami ini, tidak pernah dia mendapat kepuasan seperti itu dari di sudut hatiku, aku bangga karena dapat membantunya mencapai kepuasan yang hari itu, suaminya pulang dan aku dalam perjalanan pulang ke kampung menghabiskan liburan dengan Ibu Linda tetap berjalan setelah tahun ajaran baru. baca juga Cerita Mesum Antara Guru dan Murid Aku tidak memberi les lagi ke-Jessica karena kebetulan sekarang aku menjadi guru kelas Jessica dan sekolah kami melarang guru kelas memberi les kepada murid kelasnya sendiri. Kesempatan untuk tetap berhubungan timbul dengan diikutkannya Jessica ke-sanggar melukis bersama Cindy yang masih terhitung tetangganya. Saat Jessica berangkat bersama Cindy dengan diantar supir Cindy aku sudah siap masuk rumah untuk bercinta dengan Ibu Linda. Seringkali Jessica dijinkan untuk langsung ke-Bintaro Plaza untuk jajan bersama Cindy sehingga waktu kami menjadi lebih panjang. Pernah ketika Jessica pulang aku masih dikamar, terpaksa aku sembunyi dulu sampai Jessica mandi. Sayangnya sampai saat ini suami Ibu Linda belum dapat tugas keluar lagi. TAMAT by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita Panas Indonesia, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep Seru 2019
cerita ibu guru mesum